Rabu, 03 September 2008

Sebuah Dagelan Bisnis Elpiji

Baru beberapa bulan elpiji beredar di pasaran, sekarang telah mengalami kenaikan harga. Berdasarkan statemen yang diberikan oleh pihak pertamina dikatakan bahwa mereka mengalami kerugian selama bertahun-tahun dan puncaknya adalah tahun 2008 yang mencapai Rp. 8 trilyun. Sehingga dengan sangat terpaksa harga elpiji dinaikkan harganya untuk mengurangi kerugian yang semakin besar.

Statement pertamina akan kerugian yang diderita sepanjang tahun dan puncaknya pada tahun 2008 seperti sebuah dagelan bisnis yang sedang dibuat untuk meramaikan pasar migas di Indonesia. Pemerintah pada awal beredar elpiji menyebutkan untuk membantu masyarakat miskin agar bisa lebih hemat dan sejahtera. Masyarakat memang bisa berhemat untuk beberapa bulan tapi untuk kedepannya seperti apa belum bisa dijawab dengan jelas.


Jusuf Kalla, gencar sekali melakukan kampanye penggunaan elpiji sebagai pengganti dari minyak tanah. Harga minyak mentah yang tinggi menjadi kambing hitam mengapa masyarakat harus beralih dari minyak tanah ke elpiji. Awal beredarnya elpiji memang benar. Harga murah dan tabung dibei oleh pihak pemerintah, pertamina. Masyarakat seperti dimanja dalam hal penggunaan elpiji.


Sekarang kondisi sudah lain. Faktor kerugian menjadi kambing hitam untuk menaikkan harga elpiji yang telah beredar di mayarkat dan minyak tanah sudah langka sekali. Bahkan tidak menutup kemungkinan harga elpiji menjadi lebih besar dibandingkan dengan pada saat minyak tanah ditarik dari pasaran. Alasan kerugian akan menjadi kambing hitam paling " hitam " bagi pertamina untuk menaikkan harga elpiji. Sangat rasional, jika nantinya harga elpiji bisa melebihi harga minyak tanah pada saat minyak tanah ditarik dari pasar.


Secara teoritis, migas adalah kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai barang substitusi dari minyak tanah, elpiji memegang peranan penting karena minyak tanah rencana akan dihilangkan dari pasaran. Sifat dari kebutuhan pokok adalah harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi maka akan terjadi ketidak seimbangan kebutuhan. Sehingga mau tidak mau masyarakat harus memenuhinya. Walaupun dengan harga yang tinggi sekalipun.


Melihat hal seperti ini, kayaknya masyarakat mengetahui betul akan hal ini. Awal peluncuran elpiji mungkin pemerintah mengalami kerugian. Tabung gas elpiji gratis dan harga yang murah. Semua menjadi biaya yang harus ditanggung oleh pemerintah. Tetapi untuk jangka panjang pemerintah dapat mengambil keutungan yang leih besar. Sistem monopoli yang diberikan oleh pemerintah, pihak pertamina dapat mempermainkan harga semaunya. Rakyat tidak mungkin akan menolak karena elpiji sudah menjadi kebutuhan pokok. Jika tidak mau membeli elpiji maka keseimbangan dalam pemenuhuan kebutuhan menjadi terganggu.
Pengalihan minyak tanah ke elpiji merupakan skenario yang berjalan yang diatur sedemikian rupa sehingga pemerintah seolah-olah berpihak kepada masayarakat kecil. Dibalik kebaikan tersebut, terselip kepentingan bisnis yang terselubung. Sebagai sebuah organisasi bisnis, tidak mungkin pertamina akan mengalami kerugian walupun hanya untuk sesaat. Kecuali jika kerugian tersebut memang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di depannya.

Senin, 14 Juli 2008

Golput Juga Pilihan

Pesta demokrasi din Indonesia secara nasional segera dimulai. KPU sebagai "sopir" pelaksanaan pemilu telah menetapkan 43 parpol peserta pemilu yang akan ikut dalam pesta demokrasi tahun 2009. Berbagai opini dan wacana dari para praktisi dan pengamat politik semakin sering kita dengar. Prediksi pemenang pemilu tahun 2009, figur-figur yang akan ikut berperan dalam pemolu tahun 2009, dan tidak kalah ramainya tentang kemungkinan banyaknya angka golput dalam pemilu 2009.

Banyaknya angka golput dalam pilkada di beberapa daerah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para politisi. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, mengatakan bahwa golput adalah bukan negara yang baik. Berkali-kali hal tersebut di katakan oleh ketua umum PDIP tersebut. Tidak mengherankan jika politisi mengatakan hal tersebut. Tetapi banyaknya golput juga seharusnya menjadi alat untuk introspeksi diri bagi politisi di negeri ini.

Pada hakikatnya memilih adalah hak setiap warga negara. Pernyataan tersebut pasti juga telah diketahui oleh setiap politisi dan memang seharusnya diketahui oleh setiap politisi. Kalau sampai ada politisi hal ini maka akan menjadi pertanyaan besar untuk politisi tersebut dalam melakukan praktek perpiolitikan di indonesia.

Jika memilih partai dalam pemilu adalah hak, maka memilih partai dalam pemilu tidak bisa dipaksakan. Rakyat bisa mengambil hak tersebut atau tidak. Rakyat bebas untuk menentukan pilihannya. Rakyat juga bebas untuk menggunakan haknya. Orang lain tidak bisa mencap seseorang yang tidak menggunakan haknya sebagai orang yang tidak baik apalagi sebagai orang yang tidak berkontribusi dalam pembangunan suatu negara.

Golput pada hakikatnya adalah suatu pilihan. Rakyat bebas untuk memilih partai yang ada sekarang karena rakyat menganggap bahwa tidak ada partai yang sesuai dengan harapan rakyat. Ibarat orang jualan, partai adalah penjual dan rakyat adalah pembeli. Jika penjual tidak menjual barang yang sesuai dengan selera dari pembeli, apakah penjual harus memaksa untuk membeli barang milik penjual? Jika penjual ingin barang dagangannya dibeli oleh pembeli maka penjual harus menawarkan barang dagangannya sesuai dengan keinginan dari pembeli. Saya yakin, semua sepakat bahwa golput juga adalah suatu pilihan yang juga harus dihormati oleh setiap orang.

Jika ada politisi yang mencap bahwa golput tidak baik, bagaimana dengan warga negara yang ikut memilih dalam pemilu dan ternyata wakil yang dipilihnya melakukan tindakan korupsi, pelecehan sexual, pemborosan, dan berbagai tindakan tidak terpuji lainnya. Bolehkah golput mengatakan bahwa pemilih berkonspirasi dalam pengrusakan pembangunan ?

Menurut hemat saya, golput adalah suatu pilihan sama seperti pilihan rakyat untuk yang ikut mencoblos partai dalam pemilu. Untuk rakyat yang golput juga harus dihormati sama seperti dengan rakyat yang ikut memilih dalam parpol.